PERANG MELAWAN KANKER SERVIKS

PERANG MELAWAN KANKER SERVIKS

Kanker serviks atau kanker mulut/leher rahim merupakan pembunuh nomor satu yang menyebabkan kematian akibat kanker pada wanita di Indonesia. Di negara-negara Barat, merupakan pembunuh nomor dua setelah kanker payudara. Tingginya insidens penyakit ini di Indonesia terutama disebabkan karena hubungan seksual di usia muda dan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.

Insidens
Kanker serviks umumnya terjadi pada wanita usia subur yaitu 30 – 50 tahun, dengan angka kejadian 500.000 kasus baru per tahun di seluruh dunia dan 280.000 di antaranya meninggal. Ini berarti setiap dua menit, satu wanita meninggal akibat kanker serviks. Di Indonesia satu wanita meninggal setiap satu jam akibat kanker serviks.

Penyebab
Penyebab kanker serviks adalah suatu jenis virus yang bernama Human Papillomavirus (HPV). HPV terdiri dari lebih dari 150 tipe dan yang menyebabkan kanker serviks adalah tipe 16 dan 18 yang bertanggungjawab terhadap 71% kejadian kanker serviks. Selebihnya disebabkan oleh tipe 31, 45, 52.
Perempuan yang berisiko tinggi mendapat kanker serviks yaitu perempuan yang berganti-ganti pasangan, hubungan seksual pada usia muda, perokok, pengguna kontrasepsi hormonal (mis. suntik, implant/susuk, pil).

Penularan
Penularan bisa terjadi melalui kontak langsung maupun tidak langsung. Kontak langsung terjadi melalui hubungan seksual, sedangkan kontak tidak langsung terjadi melalui pakaian, handuk, dan sebagainya.

Gejala
Saat terjadi infeksi HPV ke dalam serviks, tidak terdapat gejala apapun. Pada stadium yang sangat dini juga hampir tidak ada gejala yang dirasakan oleh pasien, sehingga pasien tidak berobat dan tanpa keluhan. Sebelum menjadi kanker terlebih dahulu terbentuk kelainan struktur pada serviks yang disebut lesi prakanker. Bila tidak diobati, maka lesi ini kemudian berubah menjadi kanker. Seluruh proses dari jaringan normal menjadi jaringan kanker membutuhkan kira-kira 10 -15 tahun.
Pada stadium dini, gejalanya berupa perdarahan saat berhubungan, nyeri saat berhubungan, dan sering keputihan. Umumnya perdarahan ini hanya perdarahan bercak hal ini menyebabkan pasien sering mengacuhkan gejala ini karena dianggap ringan. Demikian pula dengan keputihan. Namun bila Anda sering mengalami keputihan berulang dalam sebulan atau keputihan pada masa menopause sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter Anda.
Pada stadium lanjut, tumor telah membesar sehingga gejala juga semakin terasa. Gejala-gejala ini bisa terjadi akibat penekanan pada jaringan atau organ sekitarnya, seperti susah buang air kecil, buang air kecil sedikit-sedikit tapi sering, sulit buang air besar, nyeri panggul, dan sebagainya

Komplikasi
Sama seperti kanker yang lainnya, kanker serviks dapat merusak jaringan normal di sekitarnya. Pada stadium lanjut dapat menyebar melalui aliran darah sehingga ke paru, otak, dan organ lainnya.

Penanganan
Pada stadium dini (stadium 0 dan 1A) operasi dapat memberikan kesembuhan 100%. Pada stadium lanjut dianjurkan khemoterapi, radioterapi, dan terapi suportif.

Pencegahan
Untuk pencegahan dianjurkan agar semua wanita yang aktif secara seksual untuk melakukan Pap’s smear. Pap’s smear dilakukan setiap tahun yang bertujuan untuk mendeteksi dini bila terjadi lesi prakanker atau kanker serviks stadium dini.
Dengan melakukan vaksinasi terhadap HPV. Vaksinasi tersedia untuk tipe 16 dan 18. Kedua tipe ini bertanggungjawab terhadap 71% kasus kanker serviks, dengan kata lain, apabila seseorang divaksinasi maka orang tersebut telah menurunkan risiko kanker serviks sebanyak 71%. Vaksinasi dianjurkan pada perempuan usia 10 – 55 tahun, terbaik adalah usia 15 -25 tahun atau perempuan yang belum berhubungan seksual. Vaksinasi akan dilakukan 3 kali, yaitu bulan ke-0, 1 atau 2 dan bulan ke-6. Misalnya, bulan Mei, Juni / Juli, November.

Tunggu apa lagi? Vaksinasilah secepatnya. Hubungilah dokter atau fasilitas kesehatan terdekat di tempat Anda.